Selasa, 31 Desember 2013

Si Poodle "Jacko"

Jacko liatin gambar diri
Pada saat saya menulis tulisan ini adalah disaat melepas kepenatan, rasanya sudah pengen muntah karena keterampilan menempel nota-nota kerja selama dilapangan belum juga beres, di akhir tahun 2013 lagi. Tiba-tiba jadi teringat tentang seekor anjing di kantor tempat saya bekerja, namanya "Jacko" entahlah umurnya sekarang berapa karena sekitar 3 tahun yang lalu saya datang Jacko sudah ada di sini, menurut teman-teman yang sudah cukup lama disini bilang kalau anjing jantan ini umurnya sekitar 6 tahunan didapat dari kawan boss.
Di tempat kerja saya kalau tidak salah memiliki sekitar 12 ekor anjing (beberapa jenis anjing) salah satunya adalah Jacko, dia memiliki saudara kembar namanya "Bruno" dengan penempatan berbeda, Jacko dipelihara di kantor dan Bruno dipelihara di lokasi lain yaitu Guest House kantor bersama anjing-anjing lainnya.
Jacko adalah jenis anjing poodle (standart) mungkin karena setelah saya baca jenis poodle ini cukup ber kharisma dan banyak yang menggemari selain karena mempunyai rambut yang menarik yakni cenderung panjang, agak keriting bahkan untuk jenis tertentu seperti bulu pada boneka.
Jzcko & Saya
Ras poodle memiliki 3 jenis ukuran, yakni poodle standar, miniature dan toys. Dan yang paling mencolok ketika poodle lewat di depan anda adalah kakinya yang panjang, sehingga anjing poodle dapat menciptakan   meloncat yang atraktif.
Secara emotional saya memang menyukai dia karena dulu banyak teman-teman selalu "memarahi" Jacko memang dia bandel selalu menggonggong gak jelas alias provokasi agar teman-temannya ikut terpancing menggonggong dan ng-bully anjing lainnya ("Klinik" dan "Kantor"), jadi Jacko ini kalau sesudah dimarahi terlanjur masuk ruangan kantor (masih basah dipel) dia selalu kabur keluar dan menggigiti (baca: menggigit tidak serius) teman-temannya yaaaa..cari pelampiasanlah kayak sebagian dari kita ngedumel disaat sebal terhadap sesuatu.
Jacko juga selalu ikut nongol disaat foto bersama.

Suatu ketika saya pernah memposting foto saya dan anak saya Kili bersama seekor anjing, terimakasih atas protes dan masukan baik yang positif maupun negatif tentang kenapa mendekatkan atau cenderung mengenalkan anak dengan anjing padahal saya seorang muslim. Mohon maaf sebelumnya saya tidak bermaksud sedikitpun untuk menyalahi ajaran, saya sebagai orang tua hanya berusaha mengenalkan tentang hewan sebagai makhluk ciptaanNya, tidak hanya apa itu burung, ayam, sapi kerbau dan teman-temannya termasuk anjing (tetap dengan batasannya) tetapi tidak mengurangi nilai bahwa anjing juga sama seperti yang lainnya. Saya tidak ingin Kili memiliki persepsi yang sama seperti saya dulu apa itu anjing yang tidak memiliki sisi negatif sebagai makhluknya hanya karena lingkungan sayalah yang berkontribusi menanamkan hal ini, lebih tepatnya men-diskriminasi-kan makhluknya sungguh sangat tidak manusiawi bagi saya biarlah proses pembelajaran berjalan dengan naluri bukan dengan "kebencian".
Kili dan Jacko di kantor tempat saya bekerja.

Kembali ke topik Jacko bahwa dari banyak sisi akhirnya saya jadi tertarik untuk memperhatikan Jacko beberapa waktu dari setiap perilakunya, ternyata cukup lucu karena itu sangat alamiah dan cenderung sama seperti manusia. awalnya dahulu saya cenderung takut karena mempunyai persepsi sebagai orang awam terhadap anjing yang minim, heeemmmm...kalau sebagai seorang muslim memang ada beberapa aturan tertentu bagaimana memperlakukan untuk jenis hewan ini seperti najis, saya mencoba mengutip dari hadist berikut:
Dari Abu Hurairah, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
طُهُورُ إِنَاءِ أَحَدِكُمْ إِذَا وَلَغَ فِيهِ الْكَلْبُ أَنْ يَغْسِلَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ أُولاَهُنَّ بِالتُّرَابِ

Cara menyucikan bejana di antara kalian apabila dijilat anjing adalah dicuci sebanyak tujuh kali dan awalnya dengan tanah.”.

Maaf bukan saya bermaksud memudahkan sebuat aturan tetapi semua ada aturannya bagaimana kita untuk mensucikannya tetapi sadar kalau kita sebagai manusia yang tidak luput dengan kekurangan lebih baik menghindari tetapi tidak membenci lho yaaa...
Saya sangat ingat dengan apa yang saya alami selama ini tentang persepsi tentang anjing adalah tidak pernah ada yang positif, maksud saya begini sebelumnya saya mungkin termasuk orang muslim lainnya tahu bagaimana mensucikan najis anjing tetapi proses mendapatkan informasi dari orang-orang terdahulu (bisa juga lingkungan sekitar) tidak mengajarkan dengan cara yang baik, yaitu menyampaikan bahwa hewan ini adalah "najis dan seolah-olah mejijikkan" dengan penyampaian intonasi, bahasa tubuh seperti tidak ada sisi yang baik dari satwa ini.
Bukankah Anjing juga sama seperti satwa lainnya mempunyai fungsi dan tujuan tertentu oleh Tuhan diciptakan ke dunia ini, tinggal kitalah sebagai manusia untuk lebih arif mencerna kembali tentang makna sebuah makna makhluk hidup diciptakan.
Sepertinya saat ini saya belum berani membahas lebih dalam membahas tentang Anjing dari kaca mata agama Islam, sadar dengan keilmuan yang masih jauh tetapi sangat tertarik untuk membahasnya di waktu yang akan datang.

Beberapa sumber:
http://catdogsreview.blogspot.com/2012/09/anjing-poodle.html
http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/cara-membersihkan-najis.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar