Rabu, 18 Desember 2013

"Kilimanjaro Satya Alyssa Hidayat"

Pada saat itu bulan Oktober 2010 diusia perkawinan saya sudah menginjak 3 bulan, saya menikah dengan seorang pria bernama Aris Hidayat pria asal Blitar-Jawa Timur pada tanggal 22 Juli 2010. Pria ini bukan orang baru bagi saya karena kami sudah saling mengenal sejak awal tahun 2002 disebuah organisasi lingkungan, perteman saya dengan dia (Aris Hidayat-suami) biasa saja dan bisa dibilang tidak pernah bertegur sapa mungkin karena dia tipe laki-laki yang cuek, jarang bicara cenderung aneh bagi saya karena memang saya tidak ada alasan yang harus membuat saya berkomunikasi untuk pengen berteman baik dengannya.
Foto pernikahan kita.
Sebelum menikah saya pernah menyampaikan kepada calon suami bahwa saya berkeinginan untuk menunda mempunyai momongan, sang calon hanya menyampaikan "ok, sampai kapan??", saya agak bingung menjawabnya ya spontan saja ku jawab "sampai tahun depan". Tetapi setelah saya fikir-fikir egois juga ya saya diusia 28 tahun suami 33 tahun harus menunda keburu kita tambah tua, akhirnya mulailah berharap telat datang bulan setiap hari nya.
Kembali di bulan Oktober 2010 saya merasa aneh dengan tubuh saya selain datang bulan sudah terlambat 2 minggu dari jadwal seharusnya akhirnya saya segerakan membeli 2 jenis alat tes kehamilan dan hasilnya cukup memuaskan kedua alat tes tersebut positif, hal yang mengesankan adalah respon sang suami mendengar saya hamil hanya tersenyum dan tangan dia menepuk pundak kananku, waaaattttt begitu saja??? heheh itulah uniknya suamiku sangat sederhana sampai ekpresipun dia juga minim tapi saya sangat tahu dari matanya cukup memberikan arti kebahagiaan pada saat itu.
Saat usia kandungan 4 bulan di TNGGP.
Mulailah saya terus menjaga kondisi psikologi dan tubuh untuk terus stabil dan menjaga pola makan dengan makanan sehat tidak hanya sekedar bergizi seimbang tetapi juga memasak sendiri, tidak menggunakan penyedap apapun dan menghindari soda. Sebagai ibu hamil saya terus berusaha mencari peluang kerja, alhamdulillah saya mendapatkan kerja di bidang lingkungan (pekerjaan yang saya sukai) ditempat kerjaku sekarang, sambil bekerja saya dan suami terkadang menunggu ilham atau wangsit mau diberi nama apa calon bayi yang saya kandung ini.
Sekitar 2 bulan usia kandunganku, suatu ketika seperti biasa setelah pulang kerja kami nonton tv berdua di rumah (kebetulan rumah sepi teman-teman penghuni lainnya sedang berada di lapangan), pada saat itu saya sangat ingat Metro-TV menayangkan rangkaian program "Ekspedisi 7 Summit" yaitu program menakhlukkan 7 gunug tertinggi di dunia. Malam itu giliran peliputan di gunung Kilimanjaro-Afrika dengan spontan kami berdua saling nengok kepada satu sama lain dan tersenyum kompak bilang "Kilimanjaro" kami tahu apa maksudnya, yeeeaaahhh kami sudah sepakat laki-laki maupun perempuan kita menemukan  nama anak kita kelak yang artinya nama gunung tertinggi di Afrika.
Usia kandungan 6 bulan di Loji kawasan TNGHS
Bagai mana dengan nama tengahnya?? ada seorang kawan memberikan beberapa nama indah yang saya ambil "Satya" yang artinya Sebuah Kebaikan tertinggi, setelah saya rangkai semuanya menjadi "Kilimanjaro Satya" kok berasa anak ini laki-laki tidak ada nama yang menunjukkan anak ini perempuan, dapatlah saya sebuah nama "Alyssa" yang artinya Perempuan pemberani dan Tagguh. Belum juga final karena ya kalau anaknya perempuan kalau ternyata laki-laki bagaimana?? dapatlah sebuah nama dari suami yaitu "Satria" berharap anak kami kelak tangguh seperti ksatria perang di jaman Mahabharata atau Yunani... (saya menulis sambil tersenyum-senyum sendiri karena banyak berhayal yang berawal dari memilih nama untuk calon si jabang bayi kami).
Dasar calon orang orang tua baru terlalu senagat memberikan nama hanya karena suami saya adalah orang lapangan suka sekali berpetualang dari gunung satu ke gunung yang lain sedangkan saya memang suka berpetualang meskipun tidak se-ektream suami saya sampai berbulan-bulan lebih senang tinggal di hutan bahkan pernah melewatkan beberapa lebaran di hutan. Akhirnya saya sambil lalu juga mencari nama-nama bayi lainnya yang indah dan bermakna.
Usia kandungan 7,5 bulan, perjalanan dari Malang-Bogor lewat Bandung setelah perayaan 7 bulanan/tingkepan di Malang.

Waktu terus berjalan selain saya kontrol ke puskesmas terdekat tepat diusia 4 bulan kandunganku bersama suami memeriksakan kandungan di dokter spesialis kandungan di RS. Azra Bogor, luar biasa di usia sekecil ini dengan kecanggihan USG 4 dimensi kami sudah bisa melihat hasilnya si calon bayi sehat dan berjenis kelamin perempuan, dalam hatiku berucap "duh Gusti matur nuwun atas kepercayaannya kepada saya menjadi calon ibu dari bayi perempuan.." (seraya bersyukur menyebut nama Tuhan yang biasa diucapkan orang Jawa).
Suatu ketika saya menyampaikan kepada suami kelak anak-anak kita diberi nama belakang sama seperti nama belakangmu "Hidayat", bukan karena hanya ikut-ikutan orang bule atau orang pada umumnya, tetapi bagi saya seorang bapak adalah figur kuat dalam keluarga dan asal-usul dari mana anak-anakku kelak terus mendapatkan bimbingan terbaik dan perlindungan dari bapaknya, saya sangat yakin bahwa suami saya adalah seorang figur laki-laki tidak hanya sebagai teman, saudara dan bapak yang menjadi kebanggaan bagi saya dan anak-anak ku.
Tak terasa usia kandunganku juga semakin besar, tetapi aktivitas kerja lapangan dan main ke tempat wisata alam dengan trekking agak berat masih terus saya lakukan baik sendiri maupun bersama suami dan kawan-kawan. Ada hal menarik mengenai kondisi kandunganku ternyata dari beberapa bidan menyampikan kalau ukuran lingkar kandungan diluar normal, kata sang bidan dan dokter kandungan bisa saja karena air ketuban cukup banyak maupun karena saya termasuk M150 alias "manusia 150 senti meter alias pendek heheh...". Resiko yang harus dijalani adalah saya harus siap menjalani lairan melalui operasi seccio/sesar, entahlah saya berasa nyantai dan tenang saja bukan karena sudah ada tabungan untuk melahirkan atau karena saya takut sakit menjalani proses normal.
Program kerja kebetulan sudah selesai tepat diusia kandunganku menginjak 9 bulan, saya harus presentasi program akhir kepada pemerintah sebagai mitra kerja di kawasan Salemba Jakarta, dan dihari yang sama pukul 5 sore saya harus segera menuju bandara Soekarno Hatta Jakarta menuju Surabaya dan dilanjut travel ke kota kelahiran Malang.
Tepat pukul 11 malam kedua orang tua saya tidak bisa segera istirahat karena menungguku di depan gang rumah untuk menyambut kedatangan anak perempuannya, tidak tampak lelah sama sekali diraut mereka yang ada kegembiraan menunggu anak dan calon cucu yang saya kandung.
Keesokan harinya minggu ke 2 di bulan Juni 2011 saya langsung menuju dokter kandungan di RS. Panti Nirmala Malang dekat rumah, hasilnya alhamdulillah semua sehat dan karena ukuran bayi termasuk besar bagi ukuran panggul saya jadi di berikan informasi oleh dokter tersebut untuk persiapan operasi sesar berikut biayanya silahkan ditanyakan ke bagian administrasi.
Mencari dan memilih nama untuk bayi itu ternyata seru.
Setiap minggu saya harus kontrol menjelang waktu kelahiran PHP (perkiraan hari lairan) kandungan saya adalah sekitar tanggal 29 Juni 2011 tetapi waktu terus berjalan sehari, dua hari rupanya bayiku belum ada tanda-tanda ingin keluar, orang tua saya cukup kawatir karena belum juga keluar calon cucunya, saya ingat ibu sampai pernah menyarankan selain di pagi hari terus jalan juga tidak ada salahnya malakukan jalan cepat dan kalau bisa cenderung lari-lari kecil, apakah saya lakukan? iya apapun yang disarankan ibu saya kerjakan kecuali tidak untuk meminum jamu atau rendaman rumput fatimah (resep orang-orang jaman dulu dan orang kebanyakan di kampung saya).
Akhirnya sampailah keputusan dokter menyampaikan segera pesan kamar dan waktu proses persalinan operasi sesar, pagi itu tanggal 04 Juli 2011 celana dalam saya basah dan perut agak sedikit mulas itu tandanya ketuban sudah pecah saya harus segera menuju rumah sakit, diantar Ibu saya jalan perlahan sekitar 1,5 km dari rumah menuju RS. Panti Nirmala, kata Ibuku saya harus jalan lebih banyak untuk mempermudah persalinan, agak senyum kecut dalam hati saya ngapain juga jalan banyak toh persalinan saya bukan normal tetapi operasi hehhe... (bandel saya belum bisa dihilangkan).
Persiapan persalinan sudah dilakukan, lepas anting, tes anti alergi, pasang infus dll sudah beres waktunya menuju ruang operasi tepat pukul 13.00 wib, ternyata proses anastesi (pembiusan di tulang belakang saya harus diulang beberapa kali karena setiap punggung di tusuk jarum saya selalu spontan gerak karena kesakitan, sampai pada akhirnya sebelum kondisi tidak sadarkan diri saya sempat menghitung ada berapa banyak orang di ruangan operasi tersebut, jelas teringat ada 3 dokter (kandungan, anak dan anastesi) juga sekitar 10 perawat dan paramedis.
Kilimanjaro umur 1 hari dengan berat badan lahir 3,5 kg dan panjang 45 cm.
Jam menunjukkan 13.20 wib tanggal 04 Juli 2013 anakku lahir, segera suami yang jauh di Bogor siang itu bergegas menuju stasiun Gambir Jakarta untuk mencoba peruntungan mendapatkan tiket menuju Malang, ternyata tidak beruntung bapaknya anakku hari itu untuk segera melihat duplikatnya telah lahir ke dunia, akhirnya dibantu bagian adm kantor tempat kerja suami berhasil mendapatkan tiket pesawat untuk hari berikutnya penerbangan Jakarta-Surabaya. Hari itu adalah hari yang sangat membahagiakan bagi saya berasa saat-saat menegangkan menjalani proses operasi dan sakitnya setelah persalinan tidak sebanding terbayar sudah mendapatkan anakku, darah daginggu, anak kami berdua ada di pelukannku. 
Mirip sama bapaknya kecuali hidungnya agak mungkil kayak mak-nya.
Subhanallah rasanya masih tidak percaya, kesabaranku selama 1 jam di ruang observasi berasa jauh lebih lama dibandingkan selama 9 bulan saya mengandungnya, akhirnya "Kilimajaro Satya Alyssa Hidayat" ternyata wujudnya nyata senyata-nyatanya mirip banget sama bapaknya, berat badan 3,5 kg, panjang 45 cm, rambutnya cukup lebat, lekuk wajahnya, matanya berasa melihat Aris Hidayat dalam versi kecil (ungkap seorang kawan) hehehe..., kira-kira aset saya apa ya??
Malam ke dua akhirnya bapaknya Kili (nama panggilan Kilimanajaro) datang juga, seharian perjalanan dari Jakarta-Surabaya lanjut travel menuju Malang sama sekali tidak terlihat lelah mungkin karena terbayar anaknya telah lahir, karena sudah terlalu larut akhirnya bapaknya baru bisa lihat keesokan harinya, subuh Kili sudah diantarkan oleh perawat dari kamar bayi menuju kamar rawat inap ruangan saya...pada saat itu berasa kami orang paling beruntung di dunia terlihat sambil sesekali suamiku memperhatikan setiap detail wujud bayi ini pastinya juga terus menelisik setiap lekuk, detail dan wujud tubuh bayi kecil ini. Entah mungkin bapaknya sambil memastikan jari anakku lengkap tidak? alat indranya lengkap tidak? dan memastikan mirip tidak dengan ku?? hehhe... tenang boss saya meyakinkan ini memang benar-benar anak mu. 
Bergantian teman, keluarga dan mertua berkunjung ingin melihat secara langsung Kili telah lahir, melihat wajah-wajah bahagia embah kakung dan mbah putrinya itu memang sangat luar biasa kenikmatan dan limpahan kebahagiaa yang telah diberikan oleh Nya, sekali lagi terimakasih Tuhan.
6 minggu berlalu waktunya saya dan Kilimanjaro diantar kedua orang tua saya dan adik hijrah menuju Bogor tempat kami mulai menjalani hidup di Jawa Barat menggunakan kereta, setelah 1 minggu berlalu orang tua saya sudah harus kembali ke kota Malang ini artinya saya dan suami harus belajar mandiri mengasuh dan mendidik Kili kecil.
Kami akan terus berjuang untuk menjadikan Kili anak berakhlak mulia, berguna bagi alam dan isinya, kebanggan kami dan negara ini sesuai dengan namanya.
Kilimajaro Satya Alyssa Hidayat
Kilimanjaro: Salah satu gunung tertinggi di dunia yang berada di Afrika
Satya: Kebaikan tertinggi
Alyssa: Perempuan tangguh
Hidayat: Anak dari Aris Hidayat
Sesuai dengan namanya kami sebagai orang tua berharap dan berdo'a semoga anak perempuan pertama kita ini menjadi seorang perempuan tangguh yang mempunyai kebaikan tertinggi setinggi gunung Kilimanjaro... Begitulah do'a dan harapan kami sebagai orang tua.

Terima kasih Tuhan atas berkah, kepercayaan Mu kepada kami kali ini.
Terima kasih kepada ke empat orang tua kami tidak pernah putus terus memanjatkan doa dan support luar biasa kepada kami selama kehamilan sampai lahiran dan seterusnya.
Terima kasih kepada saudara dan teman-teman kalian memang luar biasa.

2 komentar:

  1. Mudamu kok imut mba.. tuanya kok amit. hahaha.

    otakaca.blogspot.com

    BalasHapus
  2. Hiii Mike: kamu sich liat saya tidak dengan tatapan dalam bahwa sebenernya saya itu selalu awet muda hahhha... kamu ya kalau komen nakal wkwkkw

    BalasHapus