Senin, 10 Maret 2014

Lowongan Lulusan SMA Disekitar Bogor: Pendamping Lapangan


Lowongan Pekerjaan

Raih masa depan dan perkaya pengalaman hidupmu

Amartha Microfinance adalah lembaga keuangan mikro syariah yang menggunakan metodologi Grameen untuk menyediakan layanan keuangan kepada kelompok rumah tangga berpendapatan rendah. Misi kami adalah memberdayakan masyarakat berpendapatan rendah di pelosok pedesaan dengan jasa keuangan terjangkau pada skala luas untuk mengurangi kemiskinan dan menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi di wilayah kami beroperasi

Kami mengundang anda yang memiliki minat dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat di pelosok pedesaan. Kandidat yang ideal harus memiliki integritas yang baik dan bersemangat tinggi dalam mendukung kami mencapai 100,000 anggota layanan dalam 5 tahun kedepan dan menciptakan dampak sosial yang berkelanjutan.


PETUGAS PENDAMPING (Relationship Officer)


Peran dan Tanggung Jawab
ü Melakukan pendampingan ekonomi rumah tangga terhadap anggota layanan;
ü Melakukan survei dan analisis kelayakan aplikasi pembiayaan dengan mengacu pada sistem & prosedur, persyaratan dan kebijakan pembiayaan;
ü Memberikan rekomendasi kepada komite pembiayaan;
ü Mendampingi pertemuan mingguan anggota dan transaksi layanan.

Kualifikasi Umum
ü Tangguh
ü Wanita atau Pria, maksimum 28 tahun, belum menikah
ü Latar belakang pendidikan min SMA/SMK. Lulusan baru (fresh graduate) dipersilahkan untuk mendaftar.
ü Mampu mengendarai Motor
ü Bersedia untuk bekerja dan tinggal di pelosok pedesaan
ü Berkomitmen terhadap tujuan Amartha, yaitu meningkatkan kesejahteraan rumah tangga berpendapatan rendah melalui layanan keuangan mikro.
ü Memiliki integritas yang baik, jujur, teliti, komunikatif dan pekerja keras.

Fasilitas

ü Gaji tetap
ü Asuransi kesehatan
ü Tunjangan Hari Raya
ü Pelatihan dan jenjang karir yang terbuka dan jelas
ü Disediakan tempat tinggal di wilayah bekerja


Kirimkan CV terbaru ke alamat:
Koperasi Amartha Indonesia, Bukit Indraprasta, Blok D3 No.1 Perumahan Telaga Kahuripan, Parung - Kabupaten Bogor 16630 
Via SMS Ke: 087888741451
Format: PP (bintang) NAMA LENGKAP (bintang) PENDIDIKAN (bintang) UMUR (bintang) JENIS KELAMIN (bintang) DOMISILI
Contoh: PP*INDRIANI PUTRI*SMA*19*P*BOGOR
atau email ke: recruitment@amartha.co.id
www.amartha.co.id
 
 


Selasa, 31 Desember 2013

Si Poodle "Jacko"

Jacko liatin gambar diri
Pada saat saya menulis tulisan ini adalah disaat melepas kepenatan, rasanya sudah pengen muntah karena keterampilan menempel nota-nota kerja selama dilapangan belum juga beres, di akhir tahun 2013 lagi. Tiba-tiba jadi teringat tentang seekor anjing di kantor tempat saya bekerja, namanya "Jacko" entahlah umurnya sekarang berapa karena sekitar 3 tahun yang lalu saya datang Jacko sudah ada di sini, menurut teman-teman yang sudah cukup lama disini bilang kalau anjing jantan ini umurnya sekitar 6 tahunan didapat dari kawan boss.
Di tempat kerja saya kalau tidak salah memiliki sekitar 12 ekor anjing (beberapa jenis anjing) salah satunya adalah Jacko, dia memiliki saudara kembar namanya "Bruno" dengan penempatan berbeda, Jacko dipelihara di kantor dan Bruno dipelihara di lokasi lain yaitu Guest House kantor bersama anjing-anjing lainnya.
Jacko adalah jenis anjing poodle (standart) mungkin karena setelah saya baca jenis poodle ini cukup ber kharisma dan banyak yang menggemari selain karena mempunyai rambut yang menarik yakni cenderung panjang, agak keriting bahkan untuk jenis tertentu seperti bulu pada boneka.
Jzcko & Saya
Ras poodle memiliki 3 jenis ukuran, yakni poodle standar, miniature dan toys. Dan yang paling mencolok ketika poodle lewat di depan anda adalah kakinya yang panjang, sehingga anjing poodle dapat menciptakan   meloncat yang atraktif.
Secara emotional saya memang menyukai dia karena dulu banyak teman-teman selalu "memarahi" Jacko memang dia bandel selalu menggonggong gak jelas alias provokasi agar teman-temannya ikut terpancing menggonggong dan ng-bully anjing lainnya ("Klinik" dan "Kantor"), jadi Jacko ini kalau sesudah dimarahi terlanjur masuk ruangan kantor (masih basah dipel) dia selalu kabur keluar dan menggigiti (baca: menggigit tidak serius) teman-temannya yaaaa..cari pelampiasanlah kayak sebagian dari kita ngedumel disaat sebal terhadap sesuatu.
Jacko juga selalu ikut nongol disaat foto bersama.

Suatu ketika saya pernah memposting foto saya dan anak saya Kili bersama seekor anjing, terimakasih atas protes dan masukan baik yang positif maupun negatif tentang kenapa mendekatkan atau cenderung mengenalkan anak dengan anjing padahal saya seorang muslim. Mohon maaf sebelumnya saya tidak bermaksud sedikitpun untuk menyalahi ajaran, saya sebagai orang tua hanya berusaha mengenalkan tentang hewan sebagai makhluk ciptaanNya, tidak hanya apa itu burung, ayam, sapi kerbau dan teman-temannya termasuk anjing (tetap dengan batasannya) tetapi tidak mengurangi nilai bahwa anjing juga sama seperti yang lainnya. Saya tidak ingin Kili memiliki persepsi yang sama seperti saya dulu apa itu anjing yang tidak memiliki sisi negatif sebagai makhluknya hanya karena lingkungan sayalah yang berkontribusi menanamkan hal ini, lebih tepatnya men-diskriminasi-kan makhluknya sungguh sangat tidak manusiawi bagi saya biarlah proses pembelajaran berjalan dengan naluri bukan dengan "kebencian".
Kili dan Jacko di kantor tempat saya bekerja.

Kembali ke topik Jacko bahwa dari banyak sisi akhirnya saya jadi tertarik untuk memperhatikan Jacko beberapa waktu dari setiap perilakunya, ternyata cukup lucu karena itu sangat alamiah dan cenderung sama seperti manusia. awalnya dahulu saya cenderung takut karena mempunyai persepsi sebagai orang awam terhadap anjing yang minim, heeemmmm...kalau sebagai seorang muslim memang ada beberapa aturan tertentu bagaimana memperlakukan untuk jenis hewan ini seperti najis, saya mencoba mengutip dari hadist berikut:
Dari Abu Hurairah, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
طُهُورُ إِنَاءِ أَحَدِكُمْ إِذَا وَلَغَ فِيهِ الْكَلْبُ أَنْ يَغْسِلَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ أُولاَهُنَّ بِالتُّرَابِ

Cara menyucikan bejana di antara kalian apabila dijilat anjing adalah dicuci sebanyak tujuh kali dan awalnya dengan tanah.”.

Maaf bukan saya bermaksud memudahkan sebuat aturan tetapi semua ada aturannya bagaimana kita untuk mensucikannya tetapi sadar kalau kita sebagai manusia yang tidak luput dengan kekurangan lebih baik menghindari tetapi tidak membenci lho yaaa...
Saya sangat ingat dengan apa yang saya alami selama ini tentang persepsi tentang anjing adalah tidak pernah ada yang positif, maksud saya begini sebelumnya saya mungkin termasuk orang muslim lainnya tahu bagaimana mensucikan najis anjing tetapi proses mendapatkan informasi dari orang-orang terdahulu (bisa juga lingkungan sekitar) tidak mengajarkan dengan cara yang baik, yaitu menyampaikan bahwa hewan ini adalah "najis dan seolah-olah mejijikkan" dengan penyampaian intonasi, bahasa tubuh seperti tidak ada sisi yang baik dari satwa ini.
Bukankah Anjing juga sama seperti satwa lainnya mempunyai fungsi dan tujuan tertentu oleh Tuhan diciptakan ke dunia ini, tinggal kitalah sebagai manusia untuk lebih arif mencerna kembali tentang makna sebuah makna makhluk hidup diciptakan.
Sepertinya saat ini saya belum berani membahas lebih dalam membahas tentang Anjing dari kaca mata agama Islam, sadar dengan keilmuan yang masih jauh tetapi sangat tertarik untuk membahasnya di waktu yang akan datang.

Beberapa sumber:
http://catdogsreview.blogspot.com/2012/09/anjing-poodle.html
http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/cara-membersihkan-najis.html

Sabtu, 28 Desember 2013

Sisi Lain Lampung Dan Saya

Selama setahun ini sejak akhir tahun 2012 saya sudah beberapa kali bertandang ke Lampung untuk urusan kerja, disana saya harus memberikan materi edukasi ke banyak sekolah dari tingkat SD sampai SMA juga ke lingkungan warga masyarakat sekitar kawasan hutan. 
Dari ke lima kunjungan tersebut yang cukup berkesan adalah disaat awal yaitu sekitar bulan November 2012 dimana pada saat itu intensitas Kili menyusu (ASI) masih cukup sering, syukurlah tempat saya bekerja cukup toleran tidak memperasalahkan saya keluar kota membawa serta anak dengan catatan pastinya saya harus membawa Teh Yatmi (pengasuh-Kili) sehingga pekerjaan utama tidak terganggu. 
Selain saya ada seorang teman kantor namanya Diaz dan diantar oleh seorang supir beserta mobilnya heheh... Perjalanan dari Bogor pada waktu itu pagi hari sekitar pukul 8 pagi menuju Lampung otomatis barang bawaan cukup banyak karena selain kebutuhan edukasi juga keperluan pribadi masing-masing (termasuk Teteh dan Kili).

TehYatmi dan Kili diatas kapal Fery.
Memang bukan pengalaman baru untuk Kili bepergian jauh tetapi bagi Teteh adalah kali pertama dia keluar Bogor selain pergi ke Jakarta & Bandung untuk mengunjungi sanak saudara itu pun tidak pasti setahun sekali, senang rasanya bisa bekerja tanpa harus meninggalkan anak yang masih usia 1,5 tahun untuk diajak serta selain juga dapat memberikan kesempatan Teteh untuk melihat dunia luar selain kabupaten Bogor tempat dia lahir dan hidup selama ini.
Perjalanan dari Bogor sampailah di pelabuhan Merak-Banten menuju Pelabuhan Bakauheni-Lampung, selain menikmati perjalanan laut perjalanan darat kali ini adalah pengalaman pertama dan cukup jauh bagi Teh Yatmi. Terlihat dari raut wajahnya Teteh cukup menikmati selama dalam perjalanan sambil sesekali dia bilang seneng bisa diajak pergi ke beberapa tempat yang selama ini belum pernah dikunjungi.
Bersama Kepala Sekolah dan teman kantor dilapangan.
Kembali ke topik Lampung, yang ingin saya sampaikan disini adalah sisi lain yang menarik dari Lampung sebagai lokasi kerja saya. Tempat saya bekerja mempunyai program pelepasliaran satwa liar Kukang sumatera (Nycticebus coucang) di kawasan Hutan Lindung Batutegi Lampung, dan tugas saya adalah sebagai staff Edukasi dan Penyadartahuan yaitu memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang nilai penting kawasan dan sebagai habitat alami satwa liar.
Peta sederhana kawasan HL. Batutegi Lampung.
Menyenangkan mendapatkan kesempatan bisa bekerja di bidang ini karena tidak hanya dapat berkunjung ke lokasi yang berbeda tetapi juga ikut belajar tetang sebuah perbedaan dan suasana masyarakat sosialnya, kesan pertama kali datang di Lampung adalah berasa ada di Jawa (kampung halaman) karena hampir semua orang menggunakan bahasa Jawa sesekali ada yang menggunakan bahasa Sunda bahkan cenderung "susah" mendapati masyarakat yang menggunakan aksen Sumatera, sampai saya sempat terfikir "dimanakah warga asli Lampung? jangan-jangan sudah mulai tersingkir karena sudah minoritas di daerahnya sendiri".
Menyeberang bendungan menuju salah satu desa dikawasan.
Selama kerja di Lampung biasanya saya menghabiskan waktu 1 minggu setiap 3 bulan sekali, disana kami selalu tinggal di rumah Pak Ba'in, keluarga Ba'in bukan orang asing bagi kami karena selain keluarganya ramah untuk siapa saja untuk bertandang ke rumahnya, Pak Ba'in adalah orang asli Madiun Jawa Timur yang sudah sejak tahun 1970an mengikuti program transmigrasi ke Lampung. Apakah masih berkarakter orang Jawa? tentu saja karena tidak hanya pak Ba'in ternyata ribuan keluarga di Lampung secara luas adalah berasal dari Jawa Timur, Jawa Barat bahkan Bali sebagia kecilnya sehingga berasa tanah Jawa berpindah di Lampung tidak hanya orangnya tetapi nilai-nilai budayapun juga terus terbawa.
Hal lain adalah munculnya beberapa kasus konflik yang terjadi di Lampung, berdasarkan data dan referensi menyebutkan ada beberapa hal yang memicu terjadinya konflik di Lampung antara lain karena kondisi masyarakat yang begitu beragam sehingga memicu pergesekan antar kelompok etnis adanya pertikaian-pertikaian antar warga. Keberagaman etnis dan suku di Lampung karena sebagai daerah transmigrasi sejak era kepemimpinan presiden Soeharto, beberapa daerah mampu menghilangkan dinding pembatas antara masyarakat pendatang dan pribumi tersebut.
Potensi alam Lampung sangat luar biasa dengan hasil sumber daya alam dan tanah subur yang saat ini terus menjadi daerah penghasil rempah-rempah terbesar di Indonesia salah satunya kawasan sekitar Hutan Lindung Batutegi merupakan penghasil terbesar karet, kopi, lada, kakao (coklat) sampai kayupun juga didapat dari kawasan ini, hhheemmmm... dari kalimat saya diatas mari kita berfikir kenapa bisa Hutan Lindung menghasilkan sumber pertanian?? iya itulah salah satu permasalahan disebagian kawasan Hutan yang seharusnya menjadi kawasan dilindungi yang harus dijaga dengan tidak boleh dimanfaatkan untuk bercocok tanam apa lagi sebagai permukiman warga, data terakhir dari KPHL. Batutegi 2012 menyebutkan bahwa dari total sekitar 58.000Ha ternyata hanya tersisa 23 % yang masih bagus, dalam artian 77 % sudah berubah fungsi menjadi lahan bercocok tanam dan sebagai permukiman warga. Apakah hal ini menyalahi hukum? wooo... saya juga tidak berani menjawabnya karena akan sangat dilema karena sudah turun temurun warga memanfaatkan kawasan sebagai lahan untuk bertani dan tempat tinggal.
Warga menjemur kopi dihalaman, kopi hasil berladang di kawasan HL. Batutegi Lampung
Kkawasan HL. Batutegi juga penghasil terbesar lada (merica).
Seorang ibu sedang memilah lada yang nantinya akan diolah kembali, matang/merah menjadi lada putih dan yang hijau menjadi lada hitam dipasaran.
29 sekolah disekitar kawasan Batutegi sudah saya datangi, kesan yang tidak akan saya lupakan adalah medan menuju lokasi sekolah dari rumah masing-masing murid cukup berat mereka biasanya berjaan minimal 1-10 km bisa menggunakan kendaraan motor (usia sekolah dasar diantar orang tua) yang dimodifikasi sampai harus berjalan kaki tanpa alas kaki (sepatu).
Salah satu bagian bangunan sekolah sekitar kawasan.
Yang paling menyedihkan adalah guru dan murid bisa saja dalam seminggu cukup datang beberapa hari saja karena medan yang berat dan jauh sehingga sudah menjadi toleransi bagi siapa saja. Yaaa datang syukur gak datang tidak menjadi masalah, trus bagaimana dengan hasil belajar maupun pengajarnya apakah berkwalitas?? kembali saya tidak dapat menjawab, saya hanya bisa berkata dalam hati "masih jauh beruntung saya tinggal di dekat Kota dengan pendidikan apapun tinggal memilih".

Tidak hanya bangunan tetapi juga jauh dari fasilitas sekolah yang layak.
Satu hal lagi menjadi pemikiran saya bahwa hasil pertanian yang melimpah membuat masyarakat terkonsentrasi menjadi petani tidak terfikir bagaimana menyekolahkan anak-anaknya setinggi-tingginya yaaa minimal SMA bahkan S1, bisa dibayangkan sekali panen lada untuk lahan 1 Ha menurut pak Ba'in bisa mencapai 80-100jt untuk tahun ini 2013 wouwww bagaimana tidak menggiurkan, akhirnya selain tidak ada motifasi dan contoh masyarakat sekitar tidak banyak anak-anak merasa cuku sampai SMP saja karena dengan meneruskan lahan orang tuan bahkan membuka lahan sudah bisa menghasilkan keuntungan yang cukup baik tidak harus sekolah terlalu tinggi. Yaaa...semoga kedepan ada perbaikan menyeluruh dalam sistem dan SDM pengajar sehingga dapat menciptakan generasi penerus berkwalitas di daerah ini, Amien...(berdoa sepenuh hati).
Pengalaman saya selain dapat mendarat di Lampung adalah dapat menikmati kealamian dan kepolosan masyarakatnya cukup memberikan kesan dan ingin selalu kembali ketempat ini, saya menyebutnya Jawa di daratan Sumatera.



Kamis, 26 Desember 2013

"Kriwul" Biasa Saya Memanggilnya

Kili umur 14 bulan, rambut selalu menggulung pada saat di kuncir..

Rambut Dinda keponakan (anak kakak) yang juga kriwul.
Mohon maaf sebelumnya tentang tulisan saya ini kalau mungkin bagi orang lain tidak penting karena hanya menyampaikan kebiasaan dan kesenangan saya memanggil suami dan anak saya Kili dengan sebutan "Kriwul" karena mereka sama-sama memiliki rambut keriting meng-gantung di bagian bawah saja.
Kriwul atau kriwil adalah istilah utuk rambut yang cenderung kriting atau bergelombang kecil, nah kali ini saya ingin bercerita tentang bentuk rambut anak saya Kilimanjaro yang sangat mirip dan dominan seperti ayahnya, selalu ada yang bilang "...aduuhh mirip banget sama bapaknya, apa lagi rambutnya" ya jelas emang anak bapaknya hehhehe....
Kili 2 tahun 2 bulan, kriwulnya makin terlihat.
Singkat kata menjadi sebuah kebanggan kali ya pada saat anak kita mirip banget dengan kita (sambil berdoa semoga yang baik-baik saja yang diturun), dahulu pertama kali lahir rambut Kili cukup lebat tetapi masih terlihat lurus tetapi makin besar rambut juga semakin panjang ternyata rambut suami saya yang dominan muncul, dengan karakter bergelombang dibawah atau keriting gantung.
Kili sambil menikmati Curug Sawer Kab. Bogor
Akhirnya terbiasa saya dan teman-teman lainnya juga memanggil Kili dengan sebutan Kriwul.
Kalau dilihat dari keturunan, saya berambut ikal sedangkan suami saya ikal dibagian bawah dan wal-hasil anak saya rambutnya juga sama. Kalau melihat rambut kedua keponakan saya sebenernya semuanya juga keriting seperti kakak yang mewarisi rambut ikal kedua orang tua.
Rambut tampak belakang Ayahnya Kili (nah lho sama banget bukan??)

Rambut Kili dari belakang 2,5 tahun.

Seneng dan nggemesin selain rambut aslinya Kili selalu dipuji bagus karena memang alami dan sangat lucu karena bergelombang dibagian bawah apa bila saat jalan rambutnya seperti spiral yang mantul-mantul keatas dan ke bawah, selalu berasa terus penasaran bagaimana kalau semakin panjang apakah terus terlihat keriting gantung ataukah akan berbeda ketika sudah dipotong pendek.
Kili bersama ayahnya, saya biasanya memanggil mereka berdua dengan sebutan "Kriwul".

Luv You Kriwul (keduanya-Kili & Suami)

Kamis, 19 Desember 2013

Kembali Ke Yogyakarta

Tak terasa 6 tahun sudah saya akhirnya kembali ke tempat ini, yaaah “Yogyakarta memang istimewa” istilah untuk mengungkapkan keunikan DIY, salah satu daerah provinsi di Indonesia ini. Pagi itu 14 Desember 2013 tepat pukul 07.30 saya sampai di rumah Ciapus Bogor perjalanan dari Lampung menggunakan bus untuk urusan pekerjaan dikantor memberikan sosialisasi kepada masyarakat sekitar kawasan Hutan Lindung Gunung Rajabasa Lampung sebagai rangkaian kegiatan untuk mempersiapkan sebagai lokasi pelepasliaran satwa dilindungi.
Bagi saya sekarang bepergian keluar kota beberapa hari untuk urusan kerja maupun sekedar melepaskan penat sudah biasa meskipun intensitasnya juga tidak sepadat orang-orang perkotaan pada umumnya. Setelah komunikasi lewat telephone dengan suami yang sudah 1 hari berada di Yogyakarta menyuruh bersama Kilimanjaro segera menyusul langsung saja segera bergera karena memang saya sudah menginginkan kesana.
Setelah me-lobby seorang teman kantor untuk bagaimana memesan tiket di tempat biasa langganan akhirnya tiket pesawat murah Jakarta-Yogyakarta di hari itu juga sudah ditangan, keberangkatan saya kali ini pukul 19.00 wib itu berarti 5 jam sebelum keberangkatan harus sudah meluncur menuju bandara. Tidak menjadi sebuah kepanikan yang berarti bagi saya kalau harus berangkat kemana-mana membawa anak batita untuk mempersiapkannya, seperti sudah biasa diluar kepala sebagai ibu apa saja yang harus saya bawa.
Pukul 14.00 wib saya sudah siap berangkat menuju bandara, 1 rangsel dipunggung, 1 tas perlengkapan Kilimanjaro dan 1 tas tenteng berisi makanam dan perlengkapan yang mungkin saja akan diperlukan selama di perjalanan. 
Hujan tetap saja tidak mau beranjak dari Bogor tetapi saya juga harus berangkat, untuk memudahkan kembali ke rumah akhirnya saya menggunakan motor butut kesayangan, di balik jas hujan semua perlengkapan bawaan dan menggendong Kili kita sudah siap untuk meluncur.
Tidak mudah memang membawa bawaan banyak (rangsel dipunggung) dan menggendong bayi dan menyetir motor hujan deras pula, kalau dipikir-pikir membahayakan bagi bayi saya tetapi keadaan seperti ini sudah biasa saya lakukan mengerjakan sendiri pada saat tidak ada suami keluar kota untuk urusan kerja.
Bersamaan dengan hujan dibalik jas hujan tangan kanan memegang gas motor dan tangan kiri sesekali saya lepas untuk menenangkan Kili dengan menepuk-nepuk pantatnya dan terus menyayi lagu anak-anak agar selalu tenang selama dalam perjalanan, dan akhirnya benar Kili sudah tertidur pulas padahal barus 10 menit perjalanan diatas motor, dalam keadaan hujan yang nyaris deras, kondisi seperti inilah yang membuat saya sudah terbiasa menyetir menggunakan 1 tangan saja karena tangan kirin menahan kepala Kili yang sedang tidur, 1 jam sudah diperjalanan kami sampai di poll bus damri menuju bandara Soekarno Hatta Cengkareng Jakarta.
Hari itu rupanya hujan rata dimana-mana tidak hanya di Bogor tetapi juga disepanjang Jakarta sehingga membuat perjalanan menuju bandara juga agak terhambat karena macet, benar saja jam menunjukkan pukul 17.56 wib tepat 1 jam sebelum jadwal pesawat sudah harus lapor masuk pintu masuk bandara, nyaris 3 jam perjalanan kali ini dari Bogor. Sempat khawatir ketinggalan pesawat karena beberapa bulan sebelumnya saya sudah mengalami kejadian yang tidak mengenakkan 10 menit sebelum keberangkatan bersama suami dan anak kami sudah tidak bisa masuk ceck-in karena sudah sangat terlambat pesawat sudah siap boarding, pada saat itu juga dengan tujuan yang sama ke Yogyakarta untuk urusan kerja.
Awalnya emang berasa ribet kalau membayangkan kerja sambil bawa krucil, tetapi lama-lama anak juga terbiasa melihat apa yang dikerjakan orang tuanya sehari-hari.

Malam pukul 20.30 wib itu sampai juga saya di bandara LA. Adi Soecipto Yogyakarta, hal yang selalu berkesan adalah sudah ada 2 kawan lama yang menjemput kami, kawan lama itu bernama Odie Mahadma dari Semarang dan Erick Julian asli Yogya dengan mobil APV hitam sudah nangkring didepan pintu keluar bandara. Berasa sangat istimewa karena di mana saja selalu merasa banyak sodara yang tanpa diminta teman-teman menyambut kami tidak hanya sekedar menjemput bahkan menawarkan rumah bahkan kost-kostan untuk tinggal selama di tempat tujuan.
Kali pertama Kili tidau di tenda.
Kami berempat tidak langsung menuju lokasi kegiata karena juga harus menunggu 1 teman lama kami juga datang dari kota lain, meluncurlah kami meluncur ke Bumi perkemahan Wonogondang, daerah ini cukup dingin dan berasa menyatu dengan alam meskipun tidak sepenuhnya berada di hutan.
Kegiatan kali ini suami diminta memberikan presentasi dalam sebuah kegiatan “Jambore Orangufrieds” dari COP (Center for Orangutan Protection) sebuah organisasi perlindungan satwa khususnya fokus jenis spesies Oran gutan di Indonesia, moment kali ini sangat berkesan karena pendiri dan sebagian staff organisasi ini adalah kawan-kawan lama saya dan suami di organisasi ProFauna Indonesia tempat kami dulu sekitar akhir tahun 1998 sampai pertengahan tahun 2006. Sudah pasti cukup lama kami berteman diantaranya sekitar 5-12 tahun yang lalu dan sampai sekarang kami juga masih bersilahturahmi dan terus komunikasi meskipun hanya lewat media sosial.
Bersama kawan-kawan lama silahturahmi terus terjaga, tidak mengenal dimana & sekarang pakai bendera apa yg kami kenal adalah kita tetap bersodara seperjuangan, sebenernya masih banyak lagi yang harus ditemui.

Masih sangat banyak sebenarnya kawan-kawan lama kami yang sudah berumah tangga, bekerja dan menyebar ke banyak daerah mendambakan suatu saat dapat bertemu kembali sekedar ngobrol dan ngopi sambil mengenang masa-masa muda tidak hanya sekedar apa kabar? Sudah berapa anak kamu? Dan bagai mana kabar teman yang lainnya?...
Selesai sudah hari itu kami mengikuti kegiatan hari itu, tak lupa kita juga berkunjung ke rumah salah satu kawan Okie Kristanto yang kebetulan tak jauh dari rumah Daniek di daerah di Gondanglegi Yogyakarta. 2 jam lebih tak terasa ngobrol gayeng bersama mbak Anita istrinya sesekali diributkan tingkah Kilimanjaro yang membuat ruang tamu basah karena air kolam ikan berantakan kemana-mana, sungguh keluarga yang bersahabat berangkat dari pertemanan dengan kesenangan yang sama menyatu dalam hubungan pernikahan, tidak ada canggung satu sama lain bagaimana mereka berkomunikasi tidak hanya karena mereka pasangan suami istri tetapi pertemanan yang menyatukan mereka dalam sebuah pernikahan.
Hari ke-2 kami di Yogyakarta jam dinding menunjukkan sekitar pukul 20.00 lebih akhirnya kami pamit, setelah mencari makan malam sambil bercengkrama kembali dengan kawan Daniek, Hery dll kami nebeng mobil mereka ke arah Malioboro mencari penginapa di jalan Sosrowijayan, kebetulan mereka menuju Sumatera untuk agenda evakuasi satwa, sunggung anak-anak muda dengan semangat tinggi terus bergerak untuk perlindungan satwa liar di negeri ini.
Bersama keluarga kecil kali ini Kilimanjaro sampai juga di Jogjakarta.
Sampai juga di penginapan murah meriah barokah kami bertiga langsung langsung tertidur pulas termasuk Kili tak mau lepas dari “memem”. Hari Senin 16 Desember 2013 pagi pukul 7 pagi kami masih malas-malasan tidak mau beranjak dari kamar hotel karena memang masih capek apa lagi membangunkan dan memandikan Kilimanjaro harus dengan tangisan berontak tidak mau diajak kerja sama. 40 menit berlalu kami sudah siap menuju lantai 3 untuk mengambil jatah sarapan pagi, menu yang kami pilih adalah nasi goreng, saya menyebutnya nasi goreng biasa karena memang masih jauh lebih enak yang biasa saya buat di rumah heheh... (berasa saya sudah hebat dan sombong kali ini).

Sarapan beres kami segera meluncur menuju Malioboro, rupanya Kili cukup menikmati liburan kali ini sepanjang jalan terus berlari tidak mau digendong sambil sesekali berhenti hanya untuk melihat kuda delman disepanjang jalan. Dan setelah capek kili rupanya agak rewel sambil sesekali terus meminta "memem", anakku ini sekarang usianya sudah 2 tahun 5 bulan tetapi masih belum bisa disapih.
Baru liat lagi kalau sudah ada patung ini... entah saya tidak tahu maksudnya apa.

Tidak banyak yang kami lakukan di Yogyakarta kali ini, hanya sekedar melewati pagi di Malioboro sambil membeli sedikit makanan kecil dan makan di angkringan depan pasar Beringharjo setelah menjelang siang kami segera kembali ke penginapan dan menuju shelter angkutan umum Trans-Jogja didepan jalan Sosrowijayan mengambil jurusan terminal Giwangan untuk berganti moda bus "Sinar jaya" antar propisi kembali ke Bogor.
Memang tidak lama kami menginjakkan kaki kembali ke Yogyakarta tetapi cukup berkesan, hal utama yang menjadi catatan perjalanan kali ini adalah menjaga tali silahturahmi dan menikmati sedikit waktu bersama keluarga.

Rabu, 18 Desember 2013

"Kilimanjaro Satya Alyssa Hidayat"

Pada saat itu bulan Oktober 2010 diusia perkawinan saya sudah menginjak 3 bulan, saya menikah dengan seorang pria bernama Aris Hidayat pria asal Blitar-Jawa Timur pada tanggal 22 Juli 2010. Pria ini bukan orang baru bagi saya karena kami sudah saling mengenal sejak awal tahun 2002 disebuah organisasi lingkungan, perteman saya dengan dia (Aris Hidayat-suami) biasa saja dan bisa dibilang tidak pernah bertegur sapa mungkin karena dia tipe laki-laki yang cuek, jarang bicara cenderung aneh bagi saya karena memang saya tidak ada alasan yang harus membuat saya berkomunikasi untuk pengen berteman baik dengannya.
Foto pernikahan kita.
Sebelum menikah saya pernah menyampaikan kepada calon suami bahwa saya berkeinginan untuk menunda mempunyai momongan, sang calon hanya menyampaikan "ok, sampai kapan??", saya agak bingung menjawabnya ya spontan saja ku jawab "sampai tahun depan". Tetapi setelah saya fikir-fikir egois juga ya saya diusia 28 tahun suami 33 tahun harus menunda keburu kita tambah tua, akhirnya mulailah berharap telat datang bulan setiap hari nya.
Kembali di bulan Oktober 2010 saya merasa aneh dengan tubuh saya selain datang bulan sudah terlambat 2 minggu dari jadwal seharusnya akhirnya saya segerakan membeli 2 jenis alat tes kehamilan dan hasilnya cukup memuaskan kedua alat tes tersebut positif, hal yang mengesankan adalah respon sang suami mendengar saya hamil hanya tersenyum dan tangan dia menepuk pundak kananku, waaaattttt begitu saja??? heheh itulah uniknya suamiku sangat sederhana sampai ekpresipun dia juga minim tapi saya sangat tahu dari matanya cukup memberikan arti kebahagiaan pada saat itu.
Saat usia kandungan 4 bulan di TNGGP.
Mulailah saya terus menjaga kondisi psikologi dan tubuh untuk terus stabil dan menjaga pola makan dengan makanan sehat tidak hanya sekedar bergizi seimbang tetapi juga memasak sendiri, tidak menggunakan penyedap apapun dan menghindari soda. Sebagai ibu hamil saya terus berusaha mencari peluang kerja, alhamdulillah saya mendapatkan kerja di bidang lingkungan (pekerjaan yang saya sukai) ditempat kerjaku sekarang, sambil bekerja saya dan suami terkadang menunggu ilham atau wangsit mau diberi nama apa calon bayi yang saya kandung ini.
Sekitar 2 bulan usia kandunganku, suatu ketika seperti biasa setelah pulang kerja kami nonton tv berdua di rumah (kebetulan rumah sepi teman-teman penghuni lainnya sedang berada di lapangan), pada saat itu saya sangat ingat Metro-TV menayangkan rangkaian program "Ekspedisi 7 Summit" yaitu program menakhlukkan 7 gunug tertinggi di dunia. Malam itu giliran peliputan di gunung Kilimanjaro-Afrika dengan spontan kami berdua saling nengok kepada satu sama lain dan tersenyum kompak bilang "Kilimanjaro" kami tahu apa maksudnya, yeeeaaahhh kami sudah sepakat laki-laki maupun perempuan kita menemukan  nama anak kita kelak yang artinya nama gunung tertinggi di Afrika.
Usia kandungan 6 bulan di Loji kawasan TNGHS
Bagai mana dengan nama tengahnya?? ada seorang kawan memberikan beberapa nama indah yang saya ambil "Satya" yang artinya Sebuah Kebaikan tertinggi, setelah saya rangkai semuanya menjadi "Kilimanjaro Satya" kok berasa anak ini laki-laki tidak ada nama yang menunjukkan anak ini perempuan, dapatlah saya sebuah nama "Alyssa" yang artinya Perempuan pemberani dan Tagguh. Belum juga final karena ya kalau anaknya perempuan kalau ternyata laki-laki bagaimana?? dapatlah sebuah nama dari suami yaitu "Satria" berharap anak kami kelak tangguh seperti ksatria perang di jaman Mahabharata atau Yunani... (saya menulis sambil tersenyum-senyum sendiri karena banyak berhayal yang berawal dari memilih nama untuk calon si jabang bayi kami).
Dasar calon orang orang tua baru terlalu senagat memberikan nama hanya karena suami saya adalah orang lapangan suka sekali berpetualang dari gunung satu ke gunung yang lain sedangkan saya memang suka berpetualang meskipun tidak se-ektream suami saya sampai berbulan-bulan lebih senang tinggal di hutan bahkan pernah melewatkan beberapa lebaran di hutan. Akhirnya saya sambil lalu juga mencari nama-nama bayi lainnya yang indah dan bermakna.
Usia kandungan 7,5 bulan, perjalanan dari Malang-Bogor lewat Bandung setelah perayaan 7 bulanan/tingkepan di Malang.

Waktu terus berjalan selain saya kontrol ke puskesmas terdekat tepat diusia 4 bulan kandunganku bersama suami memeriksakan kandungan di dokter spesialis kandungan di RS. Azra Bogor, luar biasa di usia sekecil ini dengan kecanggihan USG 4 dimensi kami sudah bisa melihat hasilnya si calon bayi sehat dan berjenis kelamin perempuan, dalam hatiku berucap "duh Gusti matur nuwun atas kepercayaannya kepada saya menjadi calon ibu dari bayi perempuan.." (seraya bersyukur menyebut nama Tuhan yang biasa diucapkan orang Jawa).
Suatu ketika saya menyampaikan kepada suami kelak anak-anak kita diberi nama belakang sama seperti nama belakangmu "Hidayat", bukan karena hanya ikut-ikutan orang bule atau orang pada umumnya, tetapi bagi saya seorang bapak adalah figur kuat dalam keluarga dan asal-usul dari mana anak-anakku kelak terus mendapatkan bimbingan terbaik dan perlindungan dari bapaknya, saya sangat yakin bahwa suami saya adalah seorang figur laki-laki tidak hanya sebagai teman, saudara dan bapak yang menjadi kebanggaan bagi saya dan anak-anak ku.
Tak terasa usia kandunganku juga semakin besar, tetapi aktivitas kerja lapangan dan main ke tempat wisata alam dengan trekking agak berat masih terus saya lakukan baik sendiri maupun bersama suami dan kawan-kawan. Ada hal menarik mengenai kondisi kandunganku ternyata dari beberapa bidan menyampikan kalau ukuran lingkar kandungan diluar normal, kata sang bidan dan dokter kandungan bisa saja karena air ketuban cukup banyak maupun karena saya termasuk M150 alias "manusia 150 senti meter alias pendek heheh...". Resiko yang harus dijalani adalah saya harus siap menjalani lairan melalui operasi seccio/sesar, entahlah saya berasa nyantai dan tenang saja bukan karena sudah ada tabungan untuk melahirkan atau karena saya takut sakit menjalani proses normal.
Program kerja kebetulan sudah selesai tepat diusia kandunganku menginjak 9 bulan, saya harus presentasi program akhir kepada pemerintah sebagai mitra kerja di kawasan Salemba Jakarta, dan dihari yang sama pukul 5 sore saya harus segera menuju bandara Soekarno Hatta Jakarta menuju Surabaya dan dilanjut travel ke kota kelahiran Malang.
Tepat pukul 11 malam kedua orang tua saya tidak bisa segera istirahat karena menungguku di depan gang rumah untuk menyambut kedatangan anak perempuannya, tidak tampak lelah sama sekali diraut mereka yang ada kegembiraan menunggu anak dan calon cucu yang saya kandung.
Keesokan harinya minggu ke 2 di bulan Juni 2011 saya langsung menuju dokter kandungan di RS. Panti Nirmala Malang dekat rumah, hasilnya alhamdulillah semua sehat dan karena ukuran bayi termasuk besar bagi ukuran panggul saya jadi di berikan informasi oleh dokter tersebut untuk persiapan operasi sesar berikut biayanya silahkan ditanyakan ke bagian administrasi.
Mencari dan memilih nama untuk bayi itu ternyata seru.
Setiap minggu saya harus kontrol menjelang waktu kelahiran PHP (perkiraan hari lairan) kandungan saya adalah sekitar tanggal 29 Juni 2011 tetapi waktu terus berjalan sehari, dua hari rupanya bayiku belum ada tanda-tanda ingin keluar, orang tua saya cukup kawatir karena belum juga keluar calon cucunya, saya ingat ibu sampai pernah menyarankan selain di pagi hari terus jalan juga tidak ada salahnya malakukan jalan cepat dan kalau bisa cenderung lari-lari kecil, apakah saya lakukan? iya apapun yang disarankan ibu saya kerjakan kecuali tidak untuk meminum jamu atau rendaman rumput fatimah (resep orang-orang jaman dulu dan orang kebanyakan di kampung saya).
Akhirnya sampailah keputusan dokter menyampaikan segera pesan kamar dan waktu proses persalinan operasi sesar, pagi itu tanggal 04 Juli 2011 celana dalam saya basah dan perut agak sedikit mulas itu tandanya ketuban sudah pecah saya harus segera menuju rumah sakit, diantar Ibu saya jalan perlahan sekitar 1,5 km dari rumah menuju RS. Panti Nirmala, kata Ibuku saya harus jalan lebih banyak untuk mempermudah persalinan, agak senyum kecut dalam hati saya ngapain juga jalan banyak toh persalinan saya bukan normal tetapi operasi hehhe... (bandel saya belum bisa dihilangkan).
Persiapan persalinan sudah dilakukan, lepas anting, tes anti alergi, pasang infus dll sudah beres waktunya menuju ruang operasi tepat pukul 13.00 wib, ternyata proses anastesi (pembiusan di tulang belakang saya harus diulang beberapa kali karena setiap punggung di tusuk jarum saya selalu spontan gerak karena kesakitan, sampai pada akhirnya sebelum kondisi tidak sadarkan diri saya sempat menghitung ada berapa banyak orang di ruangan operasi tersebut, jelas teringat ada 3 dokter (kandungan, anak dan anastesi) juga sekitar 10 perawat dan paramedis.
Kilimanjaro umur 1 hari dengan berat badan lahir 3,5 kg dan panjang 45 cm.
Jam menunjukkan 13.20 wib tanggal 04 Juli 2013 anakku lahir, segera suami yang jauh di Bogor siang itu bergegas menuju stasiun Gambir Jakarta untuk mencoba peruntungan mendapatkan tiket menuju Malang, ternyata tidak beruntung bapaknya anakku hari itu untuk segera melihat duplikatnya telah lahir ke dunia, akhirnya dibantu bagian adm kantor tempat kerja suami berhasil mendapatkan tiket pesawat untuk hari berikutnya penerbangan Jakarta-Surabaya. Hari itu adalah hari yang sangat membahagiakan bagi saya berasa saat-saat menegangkan menjalani proses operasi dan sakitnya setelah persalinan tidak sebanding terbayar sudah mendapatkan anakku, darah daginggu, anak kami berdua ada di pelukannku. 
Mirip sama bapaknya kecuali hidungnya agak mungkil kayak mak-nya.
Subhanallah rasanya masih tidak percaya, kesabaranku selama 1 jam di ruang observasi berasa jauh lebih lama dibandingkan selama 9 bulan saya mengandungnya, akhirnya "Kilimajaro Satya Alyssa Hidayat" ternyata wujudnya nyata senyata-nyatanya mirip banget sama bapaknya, berat badan 3,5 kg, panjang 45 cm, rambutnya cukup lebat, lekuk wajahnya, matanya berasa melihat Aris Hidayat dalam versi kecil (ungkap seorang kawan) hehehe..., kira-kira aset saya apa ya??
Malam ke dua akhirnya bapaknya Kili (nama panggilan Kilimanajaro) datang juga, seharian perjalanan dari Jakarta-Surabaya lanjut travel menuju Malang sama sekali tidak terlihat lelah mungkin karena terbayar anaknya telah lahir, karena sudah terlalu larut akhirnya bapaknya baru bisa lihat keesokan harinya, subuh Kili sudah diantarkan oleh perawat dari kamar bayi menuju kamar rawat inap ruangan saya...pada saat itu berasa kami orang paling beruntung di dunia terlihat sambil sesekali suamiku memperhatikan setiap detail wujud bayi ini pastinya juga terus menelisik setiap lekuk, detail dan wujud tubuh bayi kecil ini. Entah mungkin bapaknya sambil memastikan jari anakku lengkap tidak? alat indranya lengkap tidak? dan memastikan mirip tidak dengan ku?? hehhe... tenang boss saya meyakinkan ini memang benar-benar anak mu. 
Bergantian teman, keluarga dan mertua berkunjung ingin melihat secara langsung Kili telah lahir, melihat wajah-wajah bahagia embah kakung dan mbah putrinya itu memang sangat luar biasa kenikmatan dan limpahan kebahagiaa yang telah diberikan oleh Nya, sekali lagi terimakasih Tuhan.
6 minggu berlalu waktunya saya dan Kilimanjaro diantar kedua orang tua saya dan adik hijrah menuju Bogor tempat kami mulai menjalani hidup di Jawa Barat menggunakan kereta, setelah 1 minggu berlalu orang tua saya sudah harus kembali ke kota Malang ini artinya saya dan suami harus belajar mandiri mengasuh dan mendidik Kili kecil.
Kami akan terus berjuang untuk menjadikan Kili anak berakhlak mulia, berguna bagi alam dan isinya, kebanggan kami dan negara ini sesuai dengan namanya.
Kilimajaro Satya Alyssa Hidayat
Kilimanjaro: Salah satu gunung tertinggi di dunia yang berada di Afrika
Satya: Kebaikan tertinggi
Alyssa: Perempuan tangguh
Hidayat: Anak dari Aris Hidayat
Sesuai dengan namanya kami sebagai orang tua berharap dan berdo'a semoga anak perempuan pertama kita ini menjadi seorang perempuan tangguh yang mempunyai kebaikan tertinggi setinggi gunung Kilimanjaro... Begitulah do'a dan harapan kami sebagai orang tua.

Terima kasih Tuhan atas berkah, kepercayaan Mu kepada kami kali ini.
Terima kasih kepada ke empat orang tua kami tidak pernah putus terus memanjatkan doa dan support luar biasa kepada kami selama kehamilan sampai lahiran dan seterusnya.
Terima kasih kepada saudara dan teman-teman kalian memang luar biasa.